Profil Mahasiswa PS Teknik Informatika Berprestasi Dengan IP 4.0, Era Desti Ramayani
Era Desti Ramayani, merupakan Mahasiswa PSTI berprestasi angkatan 2015 (NPM: 1515061003) dengan Dosen Pembimbing Akademik (PA) Gigih Forda Nama, S.T., M.T.I., yang berhasil memperoleh Indeks Prestasi (IP) 4.0 pada semester ganjil 2018/2019 lalu. Berikut autobiografi Era.
Namaku Era Desti Ramayani atau biasa dipanggil Era oleh orang-orang di sekitarku. Lahir di Desa Tanjung Raman, 05 Desember 1997 dari pasangan Anhar dan Khoiria. Ayahku bekerja sebagai buruh tani sedangkan ibuku sebagai ibu rumah tangga. Aku adalah anak pertama dari 4 (empat) bersaudara, ketiga adikku semuanya adalah perempuan bernama Yulia Isratul Aini, Tri Anatasya Putri dan Athifa Zahra.
Aku mengenyam pendidikan sekolah dasar sekitar tahun 2003 – 2009 di SD Negeri Tanjung Raman. Kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 2 Muara Enim dari tahun 2009-2012. Tahun 2012-2015 melanjutkan ke tingkat SMK yakni SMK Negeri 1 Muara Enim jurusan Rekayasa Perangkat Lunak. Tahun 2015 aku mencoba untuk mendaftar ke tingkat Perguruan Tinggi. Alhamdulillah aku mendapatkan kesempatan untuk belajar di Teknik Informatika, Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.
Bahagia dan bingung bercampur aduk pada waktu itu, ada kekhawatiran dari orangtua yang berarti harus merelakan anak pertamanya jauh dari keluarga dan kekhawatiran yang sebenarnya yakni karena di Lampung sendiri tidak ada keluarga dekat ataupun kenalan. Berbeda halnya dengan ku, kekhawatiran yang aku alami pada saat itu yakni mengenai biaya perkuliahan. Hal ini lah yang membuatku berpikir seratus kali apakah akan aku lanjutkan untuk kuliah atau tidak karena saat aku ingin mendaftar beasiswa bidikmisi ternyata pendaftaran beasiswa tersebut sudah tutup satu hari sebelum aku menemui guru BP/BK. Ada perasaan kecewa waktu itu karena pihak sekolah tidak memberikan sosialisasi terkait informasi beasiswa bidikmisi tersebut. Akan tetapi orangtuaku selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada ku, sehingga aku semangat untuk yakin akan melanjutkan dan mengambil kesempatan baik itu.
Seiring berjalannya perkuliahan, akhir semester 2 ada informasi pembukaan beasiswa Karya Salemba Empat (KSE) dan Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) di kampus ku. Aku mencoba mendaftar tetapi belum berhasil karena kuota beasiswa PPA sendiri hanya 20 orang untuk Fakultas Teknik Universitas Lampung. Aku tidak patah semangat, di akhir semester 4 aku mendapatkan informasi bahwa ada pergantian beasiswa bidikmisi, bergegas aku menyiapkan semua dokumen untuk mendaftar, akan tetapi belum juga ada informasi kelanjutan terkait beasiswa bidikmisi pengganti tersebut hingga pertengahan semester 5. Karena tidak adanya kepastian, aku kembali mencoba untuk mendafatar beasiswa PPA.
Menjelang akhir semester 5 bulan Januari 2018, aku mendapatkan informasi bahwa diterima sebagai penerima beasiswa bidikmisi pengganti. Satu minggu kemudian tibalah pengumuman beasiswa PPA dan ternyata ada nama ku di daftar penerima beasiswa PPA tersebut. Saat itu aku memilih untuk mengambil beasiswa bidikmisi pengganti dan mencarikan pengganti ku sebagai penerima beasiswa PPA kepada salah seorang teman di kelas ku. Pertengahan bulan Februari 2018, aku menerima email dan telepon dari pihak beasiswa Karya Salemba Empat (KSE) bahwa aku diterima sebagai penerima beasiswa KSE. Hal itu terjadi karena ternyata pihak KSE melakukan penerimaan beasiswa KSE yang baru dan menyeleksi pendaftar lama dan munculah namaku. Saat itu aku mengatakan bahwa aku sudah menerima beasiswa bidikmisi pengganti dan dalam peraturan kampus tidak boleh menerima beasiswa lain. Kembali aku melepaskan beasiswa yang pernah ku perjuangkan untuk ku dapatkan dan menyerahkan kepada pihak KSE untuk mencarikan pengganti.
Mungkin ini adalah jawaban coretan di kamar kosan kecil ku. Saat aku mendaftar beasiswa-beasiswa tersebut aku menggoreskan tinta ke kertas yang ku tempel di dinding kamar ku. Setiap kali aku mendaftar beasiswa aku menuliskan kata “ Semangat, Pasti diterima”. Dan 2018 menjawab do’a ku dalam waktu yang berurutan.
Perkuliahan ku diwarnai dengan kegiatan organisasi, sejak SMP dan SMK aku senang berorganisasi. Organisasi yang pernah aku ikuti semasa SMP hinggaa SMK yakni OSIS( Sekretaris OSIS II) , Paduan Suara, Pramuka (Anggota), Rohis (Anggota), dan Nasyid. Semasa menjalankan kuliah aku mengisi aktivitas ku dengan mengikuti organisasi jurusan yakni Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro (Himatro) Unila sebagai Anggota Departemen Kominfo Divisi Humas 2015-2017. Kemudian aku mencoba di tingkat Fakultas yakni FOSSI-FT (Forum Silaturahmi dan Studi Islam) Fakultas Teknik Unila menjabat sebagai Sekretaris Departemen Humas FOSSI-FT tahun 2017. Tahun 2018 awal melanjutkan kembali organisasi ke tingkat universitas yakni di UKM-U Sains dan Teknologi (Saintek) Unila. Di Saintek aku mendapatkan amanah sebagai Kepala Departemen Ristek (Riset dan Teknologi) UKM-U Saintek Unila. Selain itu juga dari tahun 2017 sampai dengan sekarang aku tergabung ke dalam Komunitas Baca Unila.
Semasa SMK aku pernah mengikuti perlombaan nasyid tingkat kabupaten yang diadakan oleh PT. Bukit Asam, Tbk, Tanjung Enim. Aku dan tim nasyid ku yang terdiri atas 5 orang mendapatkan juara II nasyid tingkat kabupaten. Semasa kuliah aku pernah mengikuti pemilihan Duta Baca UPT. Perpustakaan Universitas Lampung tahun 2017 yang tergabung ke Komunitas Baca Unila dan lolos sebagai Finalis Duta Baca UPT. Perpustakaan Unila 2017. Di tahun 2018 aku yang tergabung ke dalam 4 tim mengikuti lomba IoT Development Competition 2018 sebagai Finalis yang diadakan oleh Rumah Cerdas Kampung Digital (RCKD) Unila yang bekerja sama dengan Bless U Project University of Bradford. Tahun 2019 awal aku mencoba mengikuti lomba Cipta Puisi yang diadakan oleh Ekonomi Islam IAIN Bukit Tinggi.
Akhir semester 5 terhitung tanggal 25 Januari – 15 Maret 2018, aku melakukan Praktik Kerja Lapangan di salah satu Start Up yang ada di Bandung yakni Kazee Digital Indonesia dan Sorot Digital Indonesia. CEO dari Start up tersebut yakni Bapak I Made Ariya Sanjaya, S.T., M.T. Saat melakukan PKL banyak sekali ilmu dan pengalaman yang didapatkan. Selama menjalankan PKL aku dan 9 orang teman seperjuangan PKL ku belajar mengolah dan menganalisis data yang diambil dari Facebook dan Twitter. Kami juga diberikan beberapa project untuk membangun sebuah web Summarecon untuk salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Selain project dari perusahaan, kami juga wajib memiliki project pribadi, judul yang aku ajukan yakni Sistem Monitoring Tanaman Hidroponik Dengan Raspberry Pi Berbasis IoT”. Bapak Syamsul S.T dan kak Tarmizan, S.Kom selalu membantu dalam pengerjaan project ku karena mereka ditunjuk sebagai Pembimbing Project selama aku PKL di sana.
Alhamdulillah, semester 7 aku dan tiga teman ku lainnya mendapatkan IP yang sempurna. Namun bagiku ini bukan lah sebuah prestasi, karena kemampuan seseorang bukan hanya dilihat dari tolak ukur seberapa besar IP atau IPK. Namun aku senang mendapatkan hasil ini, naik dan turun nya IP sudah aku alami dan menjadi hal biasa. Kuncinya hanya satu yakni bangkit, jatuh itu memang sakit satu hal yang harus kita lakukan yakni berani untuk berdiri/bangkit. Aku teringat akan pesan dari Bapak Prof. Dr. Khoirul Anwar (Pemegang Paten 4G Berbasis OFDM) saat mengisi kuliah umum tahun 2015 di Fakultas Teknik Universitas Lampung, beliau menyampaikan bahwa “Keberanian itu ½ dari kekayaan diri”. Semakin banyak kita mengalami kegagalan maka akan semakin dekat dengan keberhasilan.
Sekian, semoga menginspirasi… Semangat !!!
“Jangan takut akan kegagalan, dia lah yang membuat mu lebih kuat, Percaya dan Yakin apa yang kamu impikan akan kamu dapatkan, Teruslah berusaha, karena tidak ada orang berhasil tanpa adanya Usaha”.